ASPAKI Gaungkan Kemandirian Alkes Nasional Menuju Indonesia Emas 2045

Tim Redaksi

Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 pada Rabu, 15 Januari 2024, di Birawa Ballroom, Hotel Bidakara, Jakarta.
Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 pada Rabu, 15 Januari 2024, di Birawa Ballroom, Hotel Bidakara, Jakarta.(Foto: Humas Kemenkes)

Jakarta, sehatnews – Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-3 pada Rabu, 15 Januari 2024, di Birawa Ballroom, Hotel Bidakara, Jakarta.

Acara ini digelar untuk memperingati usia ASPAKI yang ke-27, mengusung tema besar “Berpacu Membangun Kemandirian Industri Alat Kesehatan Menuju Indonesia Emas 2045”.

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, termasuk Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizka Andalusia, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, serta perwakilan kementerian terkait.

Dalam sambutannya, Luhut menekankan peran strategis industri alat kesehatan (alkes) dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional dan pertumbuhan ekonomi.

“Industri alkes ini adalah tulang punggung ketahanan kesehatan kita, sekaligus motor penting bagi perekonomian. Kontribusinya besar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan nilai ekspor,” ujar Luhut.

Ia juga mengingatkan pentingnya belajar dari krisis COVID-19, ketika Indonesia mengalami keterbatasan alkes dan obat-obatan.

“Saat itu, kita bahkan harus mengimpor Paracetamol. Kini, kita harus memastikan 60-70% kebutuhan alkes diproduksi di dalam negeri,” tegasnya.

Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen mendukung produksi alkes lokal, termasuk melalui kewajiban penggunaan produk lokal untuk belanja pemerintah dan fasilitas BPJS Kesehatan.

Produk buatan Indonesia, seperti perangkat ultrasound dan mobile X-ray, kini mulai menembus pasar internasional, termasuk Afrika.

Sementara itu, Dr. Lucia Rizka Andalusia menyampaikan bahwa industri alkes nasional telah menunjukkan perkembangan pesat.

Pada 2024, jumlah industri alkes mencapai 819 unit dengan nilai investasi Rp1,25 triliun, tumbuh 377% dalam tiga tahun terakhir.

“Sebanyak 17 dari 19 alkes prioritas nasional sudah mampu diproduksi di dalam negeri. Ini pencapaian luar biasa yang mendukung ketahanan kesehatan nasional,” jelas Dr. Rizka.

Ia juga menyoroti program Quick Win Presiden 2025-2029, yang mencakup pelayanan kesehatan gratis dan pengadaan fasilitas kesehatan berkualitas di seluruh daerah.

Program ini menjadi peluang besar bagi produsen alkes lokal untuk terus berinovasi dan bersaing di pasar global.

ASPAKI, dalam perannya sebagai pelopor kemandirian industri alkes nasional, menegaskan komitmennya untuk mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.

Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan kemandirian alkes yang berdaya saing global.

“Bersama-sama, kita bisa menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing,” tutup Luhut penuh optimisme. (*)

Jangan Lewatkan:

Bagikan: