Peran Literasi Kesehatan dan Keterampilan Manajemen Diri pada Sindrom Metabolik (MetS)

Tim Redaksi

Sindrom Metabolik

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Hidde K. Krijnen dkk. dari University Medical Center Groningen, Belanda, mengungkapkan bagaimana posisi sosial ekonomi (SEP) memengaruhi perkembangan sindrom metabolik (MetS) pada laki-laki dan perempuan. Studi ini juga menyoroti peran literasi kesehatan dan keterampilan manajemen diri sebagai mediator dalam hubungan tersebut.

Apa itu Sindrom Metabolik (MetS)?

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup obesitas abdominal, tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, kadar kolesterol HDL rendah, dan kadar gula darah tinggi. Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Temuan Utama Penelitian

Adapun tujuan utama dari penelitian ini adalah:

Perbedaan Gender dalam Pengaruh SEP terhadap MetS

  • Pada laki-laki, hanya tingkat pendidikan yang secara signifikan terkait dengan perkembangan MetS.
  • Pada perempuan, selain pendidikan, penghasilan dan prestise pekerjaan juga berpengaruh terhadap risiko MetS.

Peran Literasi Kesehatan dan Manajemen Diri

  • Literasi kesehatan dan keterampilan manajemen diri secara parsial memediasi hubungan antara pendidikan dan perkembangan MetS pada laki-laki (7,1% dan 1,9%).
  • Pada perempuan, literasi kesehatan dan keterampilan manajemen diri memediasi sebagian hubungan pendidikan (5,9% dan 4,1%) serta prestise pekerjaan (6,4% dan 3,7%) dengan MetS.

Data Hasil Penelitian

  • Persentase Pengembangan MetS: Pada akhir penelitian, 9,4% laki-laki dan 7,1% perempuan mengalami MetS.
  • Pengaruh Tingkat Pendidikan: Odds Ratio (OR) untuk pendidikan terhadap pengembangan MetS adalah 0,92 pada laki-laki dan 0,91 pada perempuan.
  • Pengaruh Penghasilan dan Prestise Pekerjaan: Pada perempuan, OR untuk penghasilan adalah 0,99 dan untuk prestise pekerjaan adalah 0,94.
  • Literasi Kesehatan: Individu dengan literasi kesehatan rendah memiliki kemungkinan 1,47 kali lebih besar untuk mengalami MetS dibandingkan dengan individu dengan literasi kesehatan tinggi.
  • Keterampilan Manajemen Diri: Perempuan dengan keterampilan manajemen diri rendah memiliki kemungkinan 1,56 kali lebih besar untuk mengembangkan MetS.

Mekanisme yang Berbeda pada Laki-laki dan Perempuan

  • Pada perempuan, prestise pekerjaan menunjukkan pengaruh yang lebih besar dibandingkan laki-laki, karena pekerjaan dengan prestise rendah sering dikaitkan dengan stres yang lebih tinggi.
  • Laki-laki dengan prestise pekerjaan rendah cenderung memiliki pekerjaan fisik yang berat, yang justru melindungi mereka dari risiko MetS.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari studi Lifelines Cohort yang melibatkan 88.384 peserta di Belanda.

Data dikumpulkan selama rata-rata 3,8 tahun dan mencakup variabel SEP (pendidikan, penghasilan, dan prestise pekerjaan), literasi kesehatan, keterampilan manajemen diri, dan status MetS.

Implikasi Penelitian

  • Peningkatan Literasi Kesehatan: Meningkatkan literasi kesehatan di kalangan individu dengan SEP rendah dapat membantu mengurangi risiko MetS.
  • Strategi Intervensi yang Berbeda: Intervensi kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan perbedaan gender dalam kaitannya dengan faktor sosial ekonomi.
  • Pendekatan Holistik: Karena jalur SEP-MetS bersifat kompleks, intervensi harus menargetkan beberapa domain sekaligus, seperti perilaku kesehatan, manajemen stres, literasi kesehatan, dan keterampilan manajemen diri.

Kesimpulan

Peningkatan pendidikan, penghasilan, dan prestise pekerjaan terkait dengan penurunan risiko MetS, terutama pada perempuan. Meskipun literasi kesehatan dan keterampilan manajemen diri berperan sebagai mediator, efeknya relatif kecil.

Oleh karena itu, strategi yang lebih komprehensif diperlukan untuk mengatasi perbedaan sosial ekonomi dalam perkembangan MetS.


Judul Asli Jurnal: Socioeconomic differences in metabolic syndrome development among males and females, and the mediating role of health literacy and self-management skills
Penulis: Hidde K. Krijnen, Liza A. Hoveling, Aart C. Liefbroer, Ute Bültmann, Nynke Smidt
Sumber: Preventive Medicine, Volume 161 (2022), https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2022.107140

Jangan Lewatkan:

Bagikan: