Literasi Kesehatan dan Keraguan terhadap Vaksin COVID-19: Peran Stres sebagai Faktor Moderator

Tim Redaksi

Vaksin Covid-19

Penelitian yang dilakukan oleh Huiqiao Zhang dkk. dari Universitas Jinan, Guangzhou, China, menyoroti pengaruh literasi kesehatan terhadap keraguan vaksin COVID-19 di tengah masyarakat di China daratan. Studi ini juga mengeksplorasi bagaimana stres memoderasi hubungan tersebut.

Keraguan Vaksin di Masa Pandemi

Keraguan vaksin didefinisikan sebagai penundaan atau penolakan vaksinasi meskipun layanan vaksinasi tersedia.

Di China, tingkat vaksinasi COVID-19 hanya mencapai 0,75% pada awal tahun 2021, jauh dari target 70% yang diperlukan untuk membangun kekebalan kelompok.

Keraguan vaksin merupakan hambatan besar yang perlu diatasi untuk meningkatkan penerimaan vaksin COVID-19.

Temuan Utama Penelitian

Berikut adalah beberapa temuan utama penelitian ini:

Prevalensi Keraguan Vaksin:

  • Dari 560 responden, 39,8% menunjukkan keraguan terhadap vaksin COVID-19.
  • Tingkat keraguan lebih tinggi pada perempuan dan kelompok usia muda.

Peran Literasi Kesehatan:

  • Literasi kesehatan yang lebih tinggi terkait dengan tingkat keraguan vaksin yang lebih rendah.
  • Efek ini hanya signifikan pada individu dengan tingkat stres rendah hingga sedang. Pada individu dengan tingkat stres tinggi, literasi kesehatan tidak berdampak signifikan terhadap keraguan vaksin.

Pengaruh Stres:

  • Stres yang lebih tinggi meningkatkan persepsi risiko infeksi, yang dapat memotivasi individu untuk mengambil langkah pencegahan, termasuk vaksinasi.
  • Namun, stres yang sangat tinggi dapat mengganggu proses pengambilan keputusan, sehingga efek positif literasi kesehatan menjadi tidak terlihat.

Data Hasil Penelitian:

  • Rata-rata skor literasi kesehatan adalah 3,22 (dalam rentang 1–4), yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa mudah memahami informasi kesehatan.
  • Rata-rata skor keraguan vaksin adalah 12,11 (dalam rentang 0–30). Indeks ini dihitung berdasarkan skala Likert 3 poin.
  • Alasan utama keraguan vaksin meliputi kekhawatiran tentang keamanan vaksin (62,5%), keraguan terhadap efektivitas vaksin (46,4%), dan ketidaknyamanan logistik (14,3%).

Implikasi Penelitian

  • Peningkatan Literasi Kesehatan: Penting untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, terutama dalam mengakses, mengevaluasi, dan memahami informasi vaksinasi.
  • Pendekatan yang Disesuaikan: Strategi promosi vaksinasi harus disesuaikan dengan tingkat stres individu. Misalnya, untuk individu dengan stres tinggi, pendekatan yang lebih mendalam dan melibatkan dukungan emosional mungkin diperlukan.
  • Perhatian pada Kelompok Rentan: Perempuan dan kelompok usia muda perlu menjadi fokus utama dalam intervensi karena tingkat keraguan vaksin yang lebih tinggi pada kelompok ini.

Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa literasi kesehatan dapat membantu mengurangi keraguan vaksin COVID-19, tetapi efektivitasnya tergantung pada tingkat stres individu.

Oleh karena itu, program promosi vaksinasi harus mempertimbangkan faktor-faktor psikososial seperti stres untuk meningkatkan efektivitasnya. (at/jrnl)


Judul Asli Jurnal: The effect of health literacy on COVID-19 vaccine hesitancy among community population in China: The moderating role of stress
Penulis: Huiqiao Zhang, Yue Li, Sihui Peng, Yue Jiang, Huihui Jin, Fan Zhang
Sumber: Vaccine, Volume 40 (2022), https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2022.06.015

Jangan Lewatkan:

Bagikan: