sehatnews – Literasi kesehatan adalah kemampuan individu untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep ini semakin penting karena kebutuhan kesehatan modern yang kompleks. Literasi kesehatan tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
Pentingnya Literasi Kesehatan
Literasi kesehatan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an dan sejak itu menjadi isu utama dalam kebijakan kesehatan global. Individu dengan literasi kesehatan yang baik mampu memahami informasi kesehatan, membuat keputusan yang tepat, serta menjaga kesehatan diri dan komunitas mereka.
Sebaliknya, literasi kesehatan yang rendah sering dikaitkan dengan rendahnya kepatuhan terhadap pengobatan, meningkatnya biaya kesehatan, dan hasil kesehatan yang buruk.
Tinjauan penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh populasi dewasa di Amerika Serikat memiliki kesulitan dalam memahami informasi kesehatan, yang disebut sebagai “epidemi literasi kesehatan”.
Hal ini juga menjadi perhatian global, dengan penelitian yang menunjukkan hubungan erat antara literasi kesehatan rendah dengan tingkat mortalitas yang lebih tinggi, penurunan kualitas hidup, serta ketimpangan akses layanan kesehatan.
Model Konseptual Literasi Kesehatan
Studi terbaru yang dilakukan oleh Kristine Sørensen dan rekan-rekannya menyajikan tinjauan sistematis tentang definisi dan model literasi kesehatan.
Penelitian ini berhasil mengintegrasikan 17 definisi dan 12 model konseptual untuk menciptakan model yang lebih komprehensif. Model ini mencakup empat langkah utama dalam proses literasi kesehatan:
- Mengakses: Kemampuan mencari dan mendapatkan informasi kesehatan.
- Memahami: Kemampuan untuk memahami informasi kesehatan yang diperoleh.
- Mengevaluasi: Kemampuan menilai relevansi dan kredibilitas informasi.
- Menerapkan: Kemampuan menggunakan informasi untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat.
Model ini menyoroti pentingnya integrasi antara perspektif medis dan kesehatan publik. Dalam konteks medis, literasi kesehatan berfokus pada kemampuan pasien untuk memahami instruksi medis.
Sementara itu, dalam konteks kesehatan publik, literasi kesehatan mencakup kemampuan masyarakat untuk memahami dan merespons determinan sosial kesehatan.
Dimensi Literasi Kesehatan
Literasi kesehatan terdiri dari beberapa dimensi penting:
- Fungsional: Kemampuan dasar membaca dan menulis yang dibutuhkan untuk memahami informasi kesehatan.
- Interaktif: Kemampuan menggunakan keterampilan sosial untuk berkomunikasi dan memahami informasi kesehatan yang lebih kompleks.
- Kritis: Kemampuan untuk mengevaluasi informasi kesehatan secara mendalam dan membuat keputusan yang strategis.
Penelitian ini juga memperkenalkan konsep literasi kesehatan publik, yang mencakup kemampuan masyarakat untuk mengenali dan bertindak terhadap masalah kesehatan yang memengaruhi komunitas mereka.
Literasi kesehatan publik sangat penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan preventif.
Dampak Literasi Kesehatan pada Masyarakat
Literasi kesehatan yang baik memberikan manfaat signifikan, baik pada tingkat individu maupun komunitas.
Individu yang literat secara kesehatan cenderung memiliki pengetahuan lebih baik tentang risiko kesehatan, meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan kesehatan, dan mampu bertindak secara mandiri.
Pada tingkat komunitas, literasi kesehatan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan dan memperkuat kemampuan komunitas untuk mengatasi determinan sosial kesehatan.
Studi ini juga menunjukkan bahwa literasi kesehatan memengaruhi berbagai aspek, seperti:
- Pengurangan biaya kesehatan: Individu dengan literasi kesehatan yang baik cenderung menggunakan layanan kesehatan secara lebih efisien.
- Peningkatan hasil kesehatan: Literasi kesehatan yang tinggi berkorelasi dengan peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan diri.
- Penguatan kesetaraan kesehatan: Literasi kesehatan dapat menjadi alat pemberdayaan untuk mengurangi kesenjangan dalam akses layanan kesehatan.
Sebaliknya, rendahnya literasi kesehatan dapat menyebabkan kesalahan dalam pengobatan, penurunan kualitas layanan kesehatan, serta risiko terhadap keselamatan pasien.
Oleh karena itu, meningkatkan literasi kesehatan harus menjadi prioritas dalam strategi kesehatan masyarakat.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penelitian ini menekankan pentingnya literasi kesehatan sebagai aset untuk pemberdayaan individu dan masyarakat.
Upaya peningkatan literasi kesehatan dapat dilakukan melalui pendidikan, penyediaan informasi yang mudah diakses, serta penguatan kapasitas sistem kesehatan untuk menjangkau berbagai kelompok masyarakat.
Dengan model konseptual yang komprehensif, literasi kesehatan dapat berfungsi sebagai landasan untuk intervensi kesehatan, pengembangan alat pengukuran literasi kesehatan, dan penyusunan kebijakan kesehatan yang lebih inklusif. (at/jrnl)
Referensi Judul Jurnal: Health Literacy and Public Health: A Systematic Review and Integration of Definitions and Models
Penulis: Kristine Sørensen, Stephan Van den Broucke, James Fullam, Gerardine Doyle, Jürgen Pelikan, Zofia Slonska, dan Helmut Brand
Sumber: BMC Public Health, 2012