Palu, sehatnews – RSUD Undata Palu mencatat sejarah baru dalam dunia medis Sulawesi Tengah dengan keberhasilannya melakukan operasi Clipping Aneurysma untuk pertama kalinya.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam layanan kesehatan daerah, terutama bagi pasien stroke yang selama ini harus dirujuk ke rumah sakit di Makassar atau bahkan Pulau Jawa untuk mendapatkan penanganan serupa.
Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin, turut hadir untuk memastikan kesiapan layanan ini serta menegaskan bahwa pemerintah menargetkan setiap rumah sakit provinsi dapat menangani kasus stroke hemoragik secara mandiri.
“Dulu, pasien dari Palu harus dirujuk ke Makassar atau bahkan ke Jawa dengan perjalanan yang bisa mencapai 24 jam. Sekarang, dengan dokter spesialis dan fasilitas yang tersedia, tindakan ini bisa dilakukan langsung di sini,” ujar Menkes dalam kunjungannya ke RSUD Undata Palu, Senin (17/2/2025).
Dalam prosedur medis ini, dua pasien berhasil ditangani. Suhartitin (47 tahun) menjalani operasi Craniotomy Clipping Aneurysma, sementara Desak (58 tahun) masih dalam tahap observasi setelah menjalani pemeriksaan Digital Subtraction Angiography (DSA).
Keberhasilan ini didukung oleh berbagai peralatan medis canggih yang dialokasikan oleh Kementerian Kesehatan RI, seperti Cathlab Biplane, MRI 3 Tesla, dan Bor Highspeed, yang memungkinkan deteksi dan penanganan stroke lebih cepat dan akurat.
Selain itu, kehadiran tenaga medis berkualifikasi tinggi seperti dr. Franklin Lessyamana Sinanu, Sp.BS—spesialis bedah saraf lulusan UGM—menjadi faktor penting dalam peningkatan layanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Selain menyoroti pencapaian ini, Menkes juga mengingatkan pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat untuk mencegah stroke.
“Kalau ketahuan lebih awal, cukup minum obat dan tidak perlu sampai dioperasi seperti ini. Jangan sampai terlambat. Yang penting, sehat selalu,” tegasnya.
Dengan keberhasilan ini, RSUD Undata Palu tidak hanya menjadi pelopor layanan bedah saraf di Sulawesi Tengah, tetapi juga membuka harapan baru bagi pasien stroke untuk mendapatkan penanganan terbaik tanpa harus menempuh perjalanan jauh.
Pemerintah berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi rumah sakit lain di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas layanan stroke secara merata. (*)