Tana Tidung, sehatnews – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, meresmikan dimulainya pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Akhmad Berahim di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Jumat (21/2/2025).
Peletakan batu pertama (groundbreaking) ini menandai langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan akses layanan kesehatan di daerah terpencil, khususnya untuk penanganan penyakit prioritas seperti kanker, jantung, stroke, uronefrologi, kesehatan ibu dan anak (KIA), serta tuberkulosis (TB).
Dalam kunjungannya, Menkes Budi menegaskan bahwa pembangunan rumah sakit ini merupakan bagian dari program Quick Wins Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kelas rumah sakit.
“Hari ini kita memulai pembangunan RSUD Akhmad Berahim agar bisa memberikan layanan kesehatan yang lebih baik. Dari Tarakan ke sini butuh waktu sekitar tiga jam dengan speed boat. Bisa dibayangkan betapa sulitnya bagi pasien dengan kondisi darurat seperti serangan jantung atau stroke yang harus menempuh perjalanan sejauh itu,” ujarnya.
Melalui pembangunan ini, RSUD Akhmad Berahim ditargetkan naik kelas dari rumah sakit tipe D menjadi tipe C, sehingga mampu memberikan layanan kesehatan yang lebih lengkap dan berkualitas.
Menkes juga menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia kesehatan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.
Selain sebagai rumah sakit rujukan di Kalimantan Utara, RSUD Akhmad Berahim diharapkan dapat berperan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga medis setempat.
Menkes Budi juga meminta pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan rumah sakit ini dengan memastikan ketersediaan tenaga medis yang kompeten.
Pembangunan RSUD Akhmad Berahim merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan layanan kesehatan di daerah tertinggal.
“Ini adalah rumah sakit ketiga dari total 66 rumah sakit yang akan dibangun dalam dua tahun ke depan,” jelas Menkes Budi.
Dengan dimulainya pembangunan ini, masyarakat Tana Tidung dan sekitarnya diharapkan tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan layanan kesehatan berkualitas, terutama bagi mereka yang membutuhkan penanganan cepat dalam kondisi darurat. (*)
