Jakarta, sehatnews – Jakarta Timur tengah berupaya meningkatkan kualitas hidup warganya dengan mengadopsi konsep kota sehat berstandar global.
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Administrasi Jakarta Timur yang digelar secara hybrid pada 20 Maret 2025, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Prof. Sukri Palutturi, memaparkan strategi pembangunan yang berfokus pada kesehatan masyarakat dan lingkungan berkelanjutan.
Prof. Sukri menekankan bahwa konsep kota sehat global bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga mencakup sistem kesehatan yang kuat, lingkungan yang bersih, serta keterlibatan aktif masyarakat dan sektor swasta.
“Jakarta Timur memiliki potensi besar untuk menjadi kota sehat berstandar internasional, tetapi perlu strategi yang tepat agar mampu mengatasi tantangan seperti polusi udara, pencemaran air, serta meningkatnya penyakit tidak menular,” jelasnya.
Dalam presentasinya, Prof. Sukri juga menjelaskan bahwa Indonesia tergabung dalam Regional Asia Tenggara (SEAR) WHO, yang berbeda dengan negara-negara maju seperti Malaysia dan Singapura yang masuk dalam Regional Pasifik Barat.
Hal ini menunjukkan bahwa tantangan dan solusi yang dihadapi Indonesia dalam menciptakan kota sehat memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang sesuai dengan kondisi lokal agar dapat mewujudkan kota sehat yang ideal.
Sebagai bagian dari solusi, Prof. Sukri mendorong Jakarta Timur untuk bergabung dalam jejaring kota sehat Asia Tenggara maupun Aliansi Kota Sehat di kawasan Western Pacific.
Menurutnya, keterlibatan dalam jaringan internasional ini akan memberikan banyak manfaat, seperti akses ke program peningkatan kapasitas, pembelajaran dari kota-kota lain, serta kesempatan berbagi pengalaman dalam mengimplementasikan kebijakan kesehatan berbasis lingkungan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dan dunia usaha dalam menciptakan perencanaan kota yang matang dan berkelanjutan.
“Musrenbang ini adalah kesempatan untuk merumuskan kebijakan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,” tambahnya.
Dengan perencanaan yang terarah dan kolaborasi lintas sektor, Jakarta Timur diharapkan mampu menjadi kota sehat yang tidak hanya layak huni, tetapi juga menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia yang ingin mencapai standar kesehatan global. (*)