Jakarta, sehatnews – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi menggandeng perusahaan teknologi Qure.ai dalam upaya mempercepat deteksi dini Tuberkulosis (TB) melalui kecerdasan buatan (AI) berbasis analisis pencitraan sinar-X dada.
Langkah ini menandai era baru dalam transformasi digital kesehatan Indonesia dengan meningkatkan akurasi dan efisiensi layanan medis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa pemanfaatan AI dalam sistem kesehatan bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga solusi nyata dalam percepatan diagnosis dan penguatan sistem surveilans penyakit.
“AI membuka peluang besar bagi tenaga medis untuk menganalisis data secara lebih cepat dan akurat. Ini akan mengoptimalkan deteksi dini TBC serta mendukung efektivitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia,” ujar Menkes dalam acara penandatanganan MoU di Jakarta.
Dalam implementasinya, kerja sama ini akan menghadirkan sistem AI yang mampu mendeteksi TBC melalui pencitraan sinar-X dada, sekaligus mengintegrasikan data pasien dalam sistem manajemen kesehatan nasional.
Teknologi ini juga akan memperkuat layanan teleradiologi, memungkinkan tenaga medis di daerah terpencil mengakses hasil skrining secara real-time tanpa harus menunggu pemeriksaan manual yang memakan waktu.
Sebagai proyek awal, Kemenkes akan menerapkan teknologi AI ini di RS Fatmawati dan RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Jika hasilnya positif, sistem ini akan diperluas ke berbagai fasilitas kesehatan lainnya di Indonesia.
Lebih dari sekadar mendeteksi TBC, inovasi ini akan mengurangi ketergantungan pada film sinar-X fisik, meningkatkan efisiensi kerja tenaga medis, serta mempercepat pengobatan bagi pasien.
Pemerintah juga tengah mengkaji opsi pendanaan untuk memastikan keberlanjutan implementasi teknologi ini dalam jangka panjang.
Dengan inisiatif ini, Indonesia selangkah lebih maju dalam mengadopsi solusi berbasis AI untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mempercepat eliminasi TBC sebagai bagian dari agenda kesehatan nasional. (*)