JAKARTA, sehatnews – Menyambut bulan suci Ramadan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menggelar kuliah umum bertajuk “Spirit Ramadan dalam Percepatan Perubahan Budaya Kerja Kementerian Kesehatan”, Jumat (28/2/2025).
Acara ini menekankan pentingnya nilai-nilai integritas, disiplin, dan profesionalisme dalam budaya kerja, terutama dalam upaya mencegah praktik korupsi di sektor kesehatan.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dr. Fitroh Rohcahyanto, yang menjadi pembicara utama, menyoroti bagaimana Ramadan dapat menjadi sarana membangun kesadaran moral dan etika kerja bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Ia menekankan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk menjauhi keserakahan, menumbuhkan empati, serta memperkuat kejujuran dalam bekerja.
“Ramadan adalah waktu terbaik untuk introspeksi diri, menahan diri dari godaan duniawi, termasuk harta. ASN yang bertakwa adalah mereka yang bekerja dengan niat baik, memberikan pelayanan terbaik, serta menolak segala bentuk korupsi,” ujar Dr. Fitroh di hadapan lebih dari 1.000 peserta yang hadir secara langsung maupun daring.
ASN Harus Menjadi Teladan dalam Pelayanan Publik
Dalam pemaparannya, Dr. Fitroh memperkenalkan konsep “IDOLA”, sebuah prinsip kerja yang harus diterapkan oleh setiap ASN.
IDOLA merupakan singkatan dari Integritas: Konsisten dalam ucapan dan tindakan; Dedikasi: Memberikan pelayanan dengan totalitas; Objektif: Netral dan tidak memiliki kepentingan pribadi; Loyalitas: Mengabdi untuk kepentingan masyarakat; dan Adil: Tidak memihak dalam menjalankan tugas.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya bekerja dengan “prinsip Gatot Kaca”, yaitu bersikap responsif, totalitas, komprehensif, dan penuh empati dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Tanpa empati, kita tidak bisa memberikan pelayanan terbaik. ASN harus bekerja dengan hati, bukan sekadar menjalankan tugas,” tegasnya.
Transformasi Budaya Kerja untuk Reformasi Kesehatan
Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa transformasi di sektor kesehatan tidak hanya mencakup layanan kepada masyarakat, tetapi juga harus dimulai dari dalam institusi itu sendiri.
“Pencegahan korupsi bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga budaya yang harus kita bangun bersama. Ramadan menjadi momen tepat untuk memperkuat nilai-nilai moral dan profesionalisme di lingkungan kerja,” ujar Prof. Dante.
Ia juga menyoroti pentingnya menerapkan core values ASN BerAKHLAK guna menciptakan ekosistem kerja yang lebih transparan dan profesional.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menekankan bahwa reformasi kesehatan yang tengah dijalankan tidak akan berhasil tanpa perubahan budaya kerja.
Ia mengajak seluruh pegawai Kemenkes untuk mengubah pola pikir, dari yang sebelumnya berorientasi pada pengobatan ke pendekatan pencegahan, serta memperluas akses layanan kesehatan hingga ke pelosok daerah.
“Hari ini kita mendapat kesempatan belajar dari KPK tentang pentingnya membangun budaya kerja yang jujur dan transparan. Ini adalah momentum bagi kita untuk terus berbenah dan meningkatkan etos kerja yang berorientasi pada kepentingan masyarakat,” tutup Kunta.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Kemenkes dalam memperkuat reformasi internal serta membangun ekosistem kerja yang profesional, akuntabel, dan bebas dari korupsi.
Dengan semangat Spirit Ramadan, Kemenkes mengajak seluruh ASN untuk menjadikan bulan suci ini sebagai kesempatan refleksi dan peningkatan kualitas diri, demi terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. (*)