Perkuat Standar Mutu Obat, BPOM dan USP Gelar Workshop Internasional di Jakarta

Tim Redaksi

BPOM dan USP Gelar Workshop dan Dialog dengan Industri Farmasi

Jakarta, sehatnews — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempertegas komitmennya dalam menjaga mutu dan keamanan obat di Indonesia dengan menjadi tuan rumah “Workshop on Values of Pharmacopeial Standards”, hasil kolaborasi dengan United States Pharmacopeia (USP), Selasa (7/10).

Kegiatan yang digelar secara hybrid ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta, terdiri atas regulator, pelaku industri farmasi, serta pakar dari berbagai lembaga.

Workshop ini menjadi tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara BPOM dan USP yang ditandatangani pada USP Convention Meeting 2025, 7 Mei lalu.

General Manager dan Senior Director USP Asia Pacific, Anthony Tann, dalam sambutannya menekankan bahwa kerja sama dengan BPOM merupakan langkah strategis untuk memperkuat sistem pengawasan obat secara global.

“USP dan BPOM memiliki visi bersama: mewujudkan akses luas terhadap obat berkualitas tinggi, membangun rantai pasok yang tangguh, dan memperkuat kolaborasi lintas disiplin untuk hasil kesehatan masyarakat yang berkelanjutan,” ujar Anthony.

Sebagai lembaga nirlaba yang berdiri sejak 1820, USP berfokus pada pengembangan standar kualitas untuk obat-obatan, bahan baku, suplemen makanan, dan produk kesehatan lain di seluruh dunia.

Workshop resmi dibuka oleh Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (Deputi I) BPOM, William Adi Teja, yang mewakili Kepala BPOM Prof. Taruna Ikrar.

Dalam sambutannya, William menyampaikan apresiasi terhadap dukungan para pakar USP dan peserta dari berbagai daerah.

“Kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi antara BPOM dan USP untuk menjamin ketersediaan obat yang aman, efektif, dan berkualitas tinggi bagi masyarakat,” ujarnya.

William menjelaskan, sejak penandatanganan MoU, BPOM dan USP telah menyusun rencana aksi (plan of action) yang mencakup lima bidang kolaborasi utama: peningkatan kapasitas regulator, pengembangan metode analisis, riset bersama, pelatihan teknis, serta program fellowship untuk pertukaran pengetahuan.

“Melalui sinergi ini, kami ingin memperluas akses masyarakat terhadap obat bermutu dan melindungi dari risiko produk substandar maupun palsu,” tegasnya.

Standar Farmakope hingga Rantai Pasok Industri

Rangkaian workshop diisi dengan sejumlah sesi presentasi dari pakar BPOM dan USP.

Di antaranya, Plt. Direktur Pengawasan Produksi Obat BPOM Shanti Marlina yang membahas penguatan pengawasan mutu obat melalui kolaborasi internasional, serta Ela Wijaya dari USP yang menjelaskan evolusi peran standar farmakope dalam siklus hidup produk obat.

Sementara itu, Amit Mukherjee dari USP memaparkan strategi mitigasi risiko terhadap kualitas farmasi, termasuk isu nitrosamine dan mikrobiologi, sedangkan Direktur Standardisasi Obat BPOM Ria Christine Siagian menyoroti perspektif regulator terhadap penerapan standar farmakope nasional.

Workshop ditutup dengan pernyataan Ruth Lee dari USP yang menegaskan pentingnya kelanjutan kolaborasi strategis antara kedua lembaga demi sistem pengawasan obat yang adaptif terhadap tantangan global.

Selain workshop, kolaborasi BPOM–USP juga menghadirkan Dialogue with Industry, yang diikuti perwakilan perusahaan farmasi nasional. Forum ini menjadi wadah untuk membahas penerapan standar farmakope serta memperkuat kemitraan antara regulator dan pelaku industri.

Dalam sesi tersebut, Kepala BPOM Prof. Taruna Ikrar menegaskan komitmen lembaganya dalam memastikan setiap produk yang beredar memenuhi standar mutu yang ketat.

“BPOM mendorong seluruh industri farmasi agar menerapkan standar farmakope secara optimal. Masyarakat berhak mendapatkan obat yang aman, bermutu, dan terjamin efektivitasnya,” tegas Taruna.

Melalui rangkaian kegiatan ini, BPOM dan USP menegaskan tekad bersama untuk membangun ekosistem pengawasan obat yang lebih kuat, berbasis sains dan kolaborasi global.

Diharapkan, sinergi ini menjadi fondasi penting dalam mewujudkan sistem kesehatan nasional yang tangguh, transparan, dan berdaya saing internasional. (*)

Jangan Lewatkan:

Bagikan: